Thursday, December 9, 2021

deal with loneliness.

Astrid - Deal with loneliness?
Wait, wait, wait......
Alone dan Lonely itu BERBEDA.
Penting untuk tau apa bedanya, karena nyatanya banyak yang menyalah artikan antara sendiri dan kesepian.

Karena sendiri bukan berarti kesepian dan kesepian bukan berarti sendiri.
Bisa jadi sedang sendiri tapi tidak merasa kesepian, dan bisa jadi juga di keramaian tapi merasa kesepian.
'Alone adalah keadaan dimana (sendiri) dan tidak bersama orang lain secara fisik.'
'Lonely adalah keadaan psychologist dimana (merasa) bahwa sendirian'

Tidak ada yang salah dari 'sendiri', well karena pada dasarnya semua orang butuh waktu untuk sendiri.
Selama porsinya tepat, sekedar 50% or less being alone itu malah recommended! Bagus kok.
Sayangnya banyak yang mengasoasikan 'alone' dengan 'lonely' seolah-olah alone itu keadaan negative yang membuat orang patut dikasihani. But, NO!

Being alone itu fungsinya banyak! Dari membuat otak beristirahat sejenak, membuat lebih creative (i feel it tho') bahkan membuat hubungan dengan orang lain jadi lebih baik.
Being alone pada porsi yang tepat juga membuat orang lebih mandiri dan percaya diri. Butuh self love tingkat tinggi untuk berani berpergian sendirian, yang artinya sudah merasa seutuhnya secure dan nyaman untuk menghabiskan waktu bersama 'diri sendiri' saja.

Terus apa yang bikin lonely?
Beda dengan being alone, being lonely ini sifatnya negative. Karena "merasa" kesepian, merasa sendiri walaupun sedang ada dikeramaian.

Biasanya penyebabnya meng-undervalue diri sendiri dan meng-over value orang lain.
Bingung? Contohnya gini : 'kalo ga ada dia ga fun!' well thats exactly the problem.
Kalo ada di suatu acara, mungkin merasa kalo gaada orang-orang tertentu gaakan seru seakan-akan kebahagianmu bergantung dengan kehadiran orang lain. Acara itu jadi ga fun lagi, ga seru lagi, ga happy lagi. Kamu dari awal sudah berfikir seperti itu.

Masalahnya acara itu disini adalah 'kehidupan' dan kamu membiarkan orang lain menjadi pemeran utamanya. Dan disaat bahagia itu seharusnya tidak bergantung dengan orang lain. This is exactly why!
It's ok juga kok untuk berfikir bahwa akan 'lebih menyenangkan disaat orang itu ada', yang ga ok itu jika disaat kamu berfikir bahwa 'ga akan menyenangkan kalo gaada dia'.

See the difference?

Lagi-lagi ada hubunganya dengan self love, disaat kekurangan self love akan melihat dirimu bernilai kurang dibanding orang lain. Ngerasa mereka lebih penting daripada dirisendiri. Tbh, ini super duper bahaya.

Thats why, makanya kalo putus cinta lalu orang ini merasa kesepian luar biasa, ya karena mereka merasa bahwa satu-satunya yang penting di mata dia sudah pergi. Mau dia di party yang isinya ribuan orang atau dikelilingi sahabat dan keluarganya dia akan tetap merasa kesepian, karena satu-satunya "value" dia gaada. Sayangnya orang yang kamu value the most bukanlah dirimu sendiri kamu akan selalu berakhir merasa sendiri, kamu akan selalu merasa kesepian..

Terus, semua juga tergantung sudut pandang. Misal gini ya, ketika melihat orang yang makan siang sendiri dan berfikir "ah, kasian ya makan sendirian, pasti gaada temen"
Ataauuuu......
melihat orang yang makan sendirian dan berfikir "wah, enaknya punya waktu tenang untuk makan sendiri tanpa diganggu"
Haha, which one are u?

Cara menilai orang lain adalah cara kamu menilai diri sendiri.
Makanya coba flashback dulu, apa yang biasanya di pikirkan disaat kamu melihat orang lain menghabiskan waktu sendiri?
Apakah kamu berfikir dia sedang sendiri atau merasa bahwa dia sedang kesepian.
Kadang kita sendiri yang melihat segala sesuatu dari sisi yang salah atau bahkan takut dihakimi orang lain atau takut untuk dikasihani.
Padahal lagi-lagi being alone dan being lonely is completly different thing! Tidak ada hubunganya sama sekali.

Ada lagi nih, kamu punya wrong beliefs.

"Lebih baik sendiri daripada disakiti"

Well again, ada perbedaan being alone dengan being lonely. Being alone yang harusnya menjadi good thing akan menjadi bad thing disaat porsinya melebihi porsi yang seharusnya.
Kadang pernah terluka sebelumnya sehingga berkata "lebih baik sendiri daripada disakiti" beliefs itu akhirnya menjadi tameng setiap saat mengapa memilih seorang diri. Which is okay..
Again, perlu diingat bahwa kodrat kita adalah seorang makhluk sosial. Yang artinya butuh orang lain sebagai support system. Disaat koneksi sebagai manusia yang essential itu dihilangkan, sudah pasti ngerasa kesepian.

Kenyataannya, pilihannya bukan hanya antara "bersama orang lain" atau "disakiti" kok, karena banyak hubungan dimana tidak perlu disakiti untuk tidak menjadi selalu sendiri.
Biarlah yang lalu menjadi pelajaran dan kita berusaha menyembuhkan trauma while trying to be best version of our self.

Aku selalu berfikir bahwa orang yang hebat itu bukan orang yang sudah disakiti lalu menjadi keras, sekeras baja. Karena itu udah biasa..
Yang ga biasa itu, meski sudah disakiti dan di kecewakan berkali- kali hatinya masih lembut, masih bisa terbuka dan menyayangi orang lain dengan sepenuh hati.
Itu adalah orang-orang yang deserve to be loved the most, dan aku yakin pada akhirnya orang orang seperti inilah yang akan mendapatkan orang-orang hebat lainnya yang akan menyayangi mereka juga dengan sepenuh hati..

Well, karena pada akhirnya hidup itu adil kok!
Kalau belum adil, berarti belum akhirnya..
cukup ditunggu ajaaaaaa.. 

GUARANTEE

GIMANA CARANYA SUPAYA BISA PERCAYA KALO KITA GAAKAN DI KHIANATI ORANG LAIN (LAGI)? Well, gausah musingin bagaimana caranya buat ...