Monday, February 20, 2023

C. Still should Forgive Others.

LAST THING : Forgive Others.
C. Hurt People
Bahwa setiap orang memancarkan apa yang ada di dalam dirinya. Artinya, jika seseorang itu terluka dia akan melukai orang lain.

At some point, aku mengakui bahwa aku orang yang luar biasa depresi, dan saat itu aku sendiri aja ngga sadar kalo aku sedepres itu.
Aku sakit, sehingga tanpa sadar aku selalu menyakiti orang-orang di sekitarku.
I become people yang self centered dan segala sesuatunya hanya tentang "aku", "masalahku", dan "luka" ku..
Ada suatu "entitlement" disana merasa bahwa "aku" lah yang seharusnya dipahami sehingga aku lupa juga harus memahami orang lain.

Tapi, siapa yang bisa melihat itu selain diriku sendiri?

Again, semua orang berusaha untuk terlihat kuat seringnya kita malah gatau apa yang sudah dilalui orang lain dan how about mental health mereka..
Yang kita tau mereka terlihat biasa-biasa saja sehingga kita memperlakukan mereka seperti orang biasa.

Berbeda dengan orang yang mengalami kecelakaan dan harus duduk dikursi roda selama sebulan. Pasti orang akan memperlakukan dia berbeda? Akan lebih memahami? Akan memberikan mereka standart yang berbeda juga, dia tidak akan diperlakukan seperti orang yang biasa-biasa saja!

Si guru olahraga tidak mungkin meminta dia untuk berlari 2 kilometer seperti murid yang lainnya.
kenapa? Karena dia cidera. He isnt okay and people can see that.

Atau, let say orang yang kena kanker. orang pasti akan lebih sabar menghadapi orang itu, akan lebih pengertian, akan memperlakukan dengan spesial.
Tidak akan memperlakukan dan mengharapkan dia berlaku normal, tidak mungkin si orang tua berharap dia harus masuk pekerjaan favorite di bulan ini.
Kenapa? Karna dia sakit, orang tau dia tidak baik-baik saja!

Tapi penyakit mental beda,
tidak terlihat, dan dianggap tidak ada. Dianggap tabu, dan yang sakitpun seringnya malah disalahkan..
Dan semua orang berbaharap bahwa dia "selalu normal" seperti biasa-biasa saja..

Based on WHO Statistics, sekitar 800.000 orang mati karena bunuh diri setiap tahunnya, dan percobaan bunuh diri dilakukan sekitar 20kali sehingga seorang benar-benar membunuh dirinya sendiri.

Artinya tanpa sadar kita mungkin bertemu orang-orang ini, mereka ada disekitar kita, but invisible, bayangkan seorang yang mencoba untuk mati pagi ini mungkin adalah orang yang kalian temui sore harinya yang berpura-pura bahwa dia baik-baik saja.

Tapi karna hal kecil, dia marah-marah dan berkata kasar sama kamu. Kamu pun tidak bisa memaafkan perlakuan kasarnya yang membuat kamu malu didepan banyak orang.
Seandainya kamu tau bahwa dia sedang sakit yang luar biasa parah, dan sekarat apakah kamu akan bereaksi yang sama atas kata-kata kasarnya?

Kalau kita tidak berharap orang berpenyakit kronis untuk bertingkah normal, mengapa kita berharap orang mempunyai penyakit mental untuk bertingkah normal?
Bukanya keduanya sama sama bisa mengakibatkan kematian?

Aku kadang berkhayal bagaimana jika orang orang memakai kalungnya masing-masing,
"Depresi"
"Baru bercerai"
"Patah hati luar biasa"
"Ibunya meninggal minggu lalu"
"Pernah diperkosa"
"Korban KDRT"
"Ditinggal ayah sejak kecil"
"Korban emotional abused"

Mungkin dengan begitu kita akan menilai orang berdasarkan kapasitas mereka yang sebetulnya. Dan bukan ekspetasi rata yang kita berikan pada semua orang tentang bagaimana manusia normal seharusnya bersikap..

Adil kan?

Tapi imajinasi itu selalu menjadi imajinasi, maka buatlah itu menjadi realita dipikiran kita masing-masing. Disaat kita dilukai, coba lagi berhenti sejenak.

tanyakan, "are u alright?"
Cause maybe they are not. Dan seandainya kamu belum ada di posisi mana kamu sendiri siap dan baik baik juga, maka kamu tidak perlu menerima atau mencoba untuk ada. Tapi kamu cukup memahami lalu pergi, sehingga kamu tidak dapat membenci.

PRAY THEM FOR THE BEST
PRAY FOR THE TO HEAL

Makanya ada old saying bahwa, "kita harus perlakukan semua orang dengan sebaik mungkin, karena kita tidak tahu apa yang sedang mereka hadapi"
Ya karena ini,  we really dont know and they dont know too :(

Wednesday, February 1, 2023

B. Forgive Others


How to forgive others?
B. Niat dan Sifat Objektifnya.

Kadang kita merasa tersakiti itu bukan karna memang orang lain berniat untuk menyakiti.
Tapi balik kedalam trauma kita, kadang disaat kita sudah pernah tersakiti ya jadi mudah untuk terluka.
Kadang orang memang ingin bertanya tanpa ada motif apapun, tapi kita tersinggung, atau kadang memang orang lain hanya bercanda dan kita langsung terluka.
Maka coba lihat dulu baik-baik. Apakah trigger ini memang karna orang itu atau kita sendiri yang punya trauma?
Trigger itu malah sebetulnya bagus, akhirnya kita bisa paham mana lubang yang harus kita isi, mana luka kita yang butuh healing?

Makanya, next time kalo ngerasa terluka, stop sebentar, pahami dulu, mereka yg berniat menyakiti kita atau aku yang masih terluka?

Pattern-nya gini :
Jika kamu tersakiti dengan orang yang sama terus, berarti 'orang itu' yang terluka.
Kalo kamu yang tersakiti oleh banyak orang lagi dan lagi, it means 'kamu' yang terluka.

Hanya karna 1 kesalahan yang orang lain perbuat, jangan sampai membuat buta dan amnesia sehingga tidak bisa melihat dan lupa atas kebaikan yang dia perbuat.

Saat aku kecil, SD sampai SMP ketika itu aku hidup dengan bapak, ngerasanya aku tidak mendapatkan perhatian figur seorang bapak, malah bapak ngajarin aku untuk tidak ikut dengan ibu karna pada saat itu ibuku sakit ditambah divorce dengan bapak, ya saat itu aku nurut sama bapak karna aku hanya di didik oleh bapak pada saat itu. Tapi ketika aku dewasa, aku tau itu tidak benar karna ibu juga orangtua ku, mengingat masalalu itu memang mudah buat aku tiba-tiba membenci dan dendam seumur hidup atas apa yang sudah bapak lakukan untuk tidak ikut dengan ibu dulu..
Tapi sebetulnya tidak, saat ini aku tidak benci dengan bapak kok.
Perbuatannya salah, thats for sure. Dia bisa melakukan dengan cara yang lebih baik, agree..

Tapi dari 1 kesalahan terbesar yang dilakukan bapak, aku sadar dalam 10 tahun kemaren ketika aku ikut bapak ada puluhan hingga ratusan hal benar yang dia lakukan. dan 1 kesalahan itu tidak membuat aku menjadi orang jahat.

Semua orang memiliki prinsipnya masing-masing, dan u should have too!
Disaat orang lain sudah melanggar prinsip yang kamu pengang, maafkan.

Taappi, kalo hal-hal sepele yang bukan hal prinsip ya tidak usah terlalu dramatis.
Ya disaat hal itu terjadi, ya ayo kita komunikasikan kembali jangan sampai 1 kesalahan membuat kita melupakan banyak hal benar yang orang lain sudah lakukan untuk kita.
Kita sama-sama manusia, ya wajar kalo sering salah paham.
Percaya, kalo ego tidak sepenting itu, jangan sampai ego membuat kita kehilangan orang-orang hebat yang di sekeliling kita.

SEMUA ORANG BERHAK MENDAPATKAN KESEMPATAN KEDUA, SELAMA ITU TIDAK MELANGGAR PRINSIP HIDUP KITA.

A. Forgive Others



How to forgive others?

A. People do the best that they can with what they know.
[Semua orang melakukan apa yang terbaik dengan apa yang mereka ketahui.]

Kalo dipikir-pikir kita semua punya satu kesamaan, kita sama-sama baru pertama kali hidup dan kita sama-sama ingin bahagia.

Lets say, hidup ini seperti sekolah, tapi bedanya sekolah hidup ini bukan berdasarkan umur dan semua tidak memulai di tahap yang sama, beberapa bahkan sakit karena pernah terluka sebelumnya.

Sayangnya semua ini tidak kasat mata, kebanyakan bahkan berusaha untuk menyembunyikan, maka sulit untuk kita melihat berada di tahap mana orang lain berada.
Akan lebih mudah jika semua orang punya papan nilai terkalung dilehernya, nilai yang menunjukan di point level hidup mana dia belajar atau apa yang mereka alami.

KARENA DENGAN LEVEL ITU, KITA AKAN MEMAHAMI..

Seperti kita memahami disaat ada anak umur 3 tahun yang mencoret-coret tembok, kita tau dia melakukan itu bukan untuk menyakiti kita dan kita paham. Karena dia hanya anak umur 3 tahun, dia melakukan apa yang dia tau, dan setahu dia mencorat-coret tembok itu adalah suatu hal yang menyenangkan. Simple as that.
Tapi sayangnya, hanya umur yang menjadi satu-satunya hal yang terlihat, tanpa perlu kita cari tau. Dan again, kita relate karena kita sendiri pernah menjadi seorang anak berumur 3 tahun, makanya kita paham..

But, how about the other things? Bagaimana jika itu sesuatu yang tidak terlihat? Bagaimana jika itu sesuatu yang tidak pernah kita alami? Apakah kita masih mau memahami?

Aku, kamu, semua orang di dunia pernah berbuat kesalahan. Dimana kesalahan ini kita lakukan karena ya disaat itu ini satu-satunya cara terbaik yang kita tau untuk menjadi bahagia. Semakin lama semakin berusaha, semakin kita tau jalan yang terbaik..
Sama seperti anak 3 tahun ini yang sedang belajar, bahwa ada cara yang lebih baik untuk mencorat-coret itu bukan di tembok.

Jadi sudah waktunya memaafkan orang lain, maupun diri sendiri. Kita sama-sama numpang belajar sebentar kok, dan sama sama berusaha yang terbaik untuk bahagia dan membahagiakan orang-orang yang disayangi..
Dan kadang ya itu, cara untuk bahagia tadi at some point adalah cara yang terbaik yang kita tau dan orang lain tau.
Dan seringnya cara itu beda, makanya kadang bertabrakan. Tapi, dari tabrakan tadi akhirnya kita bisa saling belajar kan?

GUARANTEE

GIMANA CARANYA SUPAYA BISA PERCAYA KALO KITA GAAKAN DI KHIANATI ORANG LAIN (LAGI)? Well, gausah musingin bagaimana caranya buat ...